Yayasan Dharmasastra Manikgeni

Kantor Pusat: Jalan Pulau Belitung Gg. II No. 3 - Desa Pedungan - Denpasar BALI 80222. Hp/WA 0819 9937 1441. Diterbitkan oleh: Yayasan Dharmasastra Manikgeni. Terbit bulanan. Eceran di Bali Rp 20.000,- Pelanggan Pos di Bali Rp 22.000,- Pelanggan Pos di Luar Bali Rp 26.000,- Tersedia versi PDF Rp 15.000/edisi WA ke 0819 3180 0228

Sabtu, 20 Februari 2021

Sulinggih dalam Sorotan: Ada Sulinggih Cabul Tersangkut Pidana

Sulinggih atau pendeta Hindu di Bali belakangan ini mendapat sorotan tajam. Ada yang berbuat cabul, ada yang berbisnis banten dan menyebabkan upacara yadnya jadi mahal, ada yang mediksa (menjadi sulinggih) tanpa aturan. PHDI seharusnya bertindak lebih keras.

Selanjutnya......

Rabu, 29 Mei 2019

Kamis, 16 Mei 2019

Eskatologi dalam Teks Atma Prasangsa

 Spiritual membahas hal-hal yang berhubungan dengan kejiwaan; rohani; batin; mental; moral. Spiritualisasi adalah pembentukan jiwa; penjiwaan.

Selanjutnya......

Rabu, 15 Mei 2019

Melatih Melenturkan Pikiran Melalui Buku

Membaca buku bukan sekadar bertujuan untuk memperoleh informasi baru tentang berbagai hal atau tidak pula untuk sekadar hiburan di waktu senggang, karena melalui membaca setiap orang dapat melatih intelektualnya supaya menjadi lincah, terangsang untuk kreatif, serta melatih pikiran agar tidak mudah menerima setiap informasi begitu saja.

Selanjutnya......

Membangun Kultur Akademik dan Dharma Canti di STAHN Gde Pudja Mataram

Laporan Ida Bagus Pramana

Rapat Kerja STAHN Gde Pudja Mataram “From The Ideas To Action” dalam Upaya Moderasi Beragama, Kebersamaan dan Kerukunan, dilaksanakan pada tanggal 13 s/d 15 Maret 2019 lalu di Hotel Aruna Senggigi. Ketua Panitia Raker Ida Ayu Wuri Handayani, S.Ag., M.I.Kom melaporkan bahwa peserta Raker tahun ini berjumlah 80 peserta, dimana kegiatan dibiayai oleh DIPA STAHN Gde Pudja Mataram berdasarkan SK Ketua STAHN Gde Pudja Mataram Nomor 35 Tahun 2019.

Selanjutnya......

CANDI LOSARI DI TENGAH KEBUN SALAK PONDOH

Laporan Putu Sari, Yogyakarta

Mengunjungi setiap Candi Siwa sambil belajar tentang cerita di balik penemuannya menjadi pengetahuan dan pengalaman yang sangat menarik dan berkesan sepanjang hidup. Apalagi kemudian bias melakukan meditasi, sembahyang, sujud bhakti sebagai wujud penghormatan kepada Hyang Siwa sekaligus memuliakan leluhur, maka menjadi lengkap kehadiran seorang pemuja/bakta di setiap situs Candi Siwa. Hal demikianlah yang saya rasakan ketika berkesempatan hadir untuk belajar dan melakukan penghormatan di Candi Losari.

Selanjutnya......

LPSSI dan YNSSI Kembangkan Pendidikan Karakter Untuk Menghadapi Tantangan Jaman

 Laporan  Ni Wayan Pariatni

Generasi muda adalah asset bangsa yang paling berharga untuk membangun masa depan, tetapi saat ini banyak generasi muda yang dihadapkan pada tantangan dan kemerosotan moral atau karakter. Hal ini tidak bias kita abaikan terlalu lama. Saat ini adalah waktu yang terbaik untuk menyelamatkan generasi muda dari ancaman yang bias menghancurkan masa depan mereka.

Selanjutnya......

Dharmasanthi Nyepi di Kota Palu

Laporan  Ni Wayan Pariatni

Banyak cara untuk menunjukkan rasa syukur ke Ida hadapan Hyang Widhi Wasa atas datangnya hari raya Nyepi Tahun baru caka 1941/2019 Masehi. Rasa syukur itu kita wujudkan terlebih karena Umat Hindu Kota Palu secara umum selamat dari musibah besar gempa bumi yang melanda bumi Tadulako dan sekitarnya. Dalam suasana keprihatinan semarak rangkaian perayaan Nyepi tidak bergeser dari esensi yang sesungguhnya dan jauh dari kesan hura-hura. Kesederhanaan inilah yang berusaha dikemas dan diterjemahkan oleh Ketua Panitia Penyelenggara, Ir. Made Muliawan ke dalam bentuk kegiatan spiritual dan seremonial.

Selanjutnya......

Sanksi Hukum Kejahatan Paradara Menurut Hindu

Paradara, sebuah istilah yang tidak terlalu populer di masyarakat termasuk di kalangan umat Hindu, tetapi istilah tersebut terdapat dalam susastra Hindu. Paradara merupakan kejahatan asusila terhadap wanita, baik itu wanita yang sudah bersuami, gadis maupun anak-anak. Paradara inilah yang diteliti oleh  I Nyoman Alit Putrawan, seorang dosen di lingkungan IHDN Denpasar untuk menyusun disertasinya sebagai syarat untuk meraih gelar Doktor ilmu agama di Program Doktor Pascasarjana IHDN Denpasar.

Selanjutnya......

Laku Semedi Sebagai Tradisi Kebatinan Kejawen

 Poniman

Memahami tentang budaya kejawen maka perlu diketahui bawa budaya dalam arti yang luas mencakup; ideologi, filosofi, system nilai, norma, etika, estetika, juga candi, seni tari, seni lukis, bahasa, bangunan, sistem simbol, gambelan, folklore, kearifan lokal, serta secara lebih dinamik mencakup sikap hidup, gaya hidup, dan cara hidup seperti budaya disiplin, budaya kerja, budaya instan dan lain-lain.

Selanjutnya......

Mencapai Kemurnian Pikiran dan Perasaan

AA Gde Raka

Manusia telah memenuhi hatinya dengan perasaan dan pikiran duniawi, ia tidak mampu mengungkapkan dan mengamalkan sifat-sifat ketuhanan yang merupakan pembawaannya. Hiranyakhsa, Hiranyakashipu, Duryodhana, dan Kamsa sama sekali tidak dapat dianggap sebagai orang biasa. Walaupun badan dan pikiran mereka kuat sekali, mereka menjadi lemah karena tenggelam dalam perasaan-perasaan duniawi. Manusia dapat menaklukkan seluruh dunia, jika pikiran-pikirannya luhur.

Selanjutnya......

Prabu Salya dan Nyanyi Pagi Hari Dewi Satyawati

Luh Made Sutarmi

Siang hari  itu  udara berdesir lembut, semua  tampak bersinar tertimpa cahaya mentari. Hidup terus berjalan dan tak pernah berhenti sejenak, tak hirau apapun yang terjadi. Dalam terminal seperti itulah sejatinya hidup memang terus bermakna. Kata bijak  tentang keindahan jiwa bertutur kembali,

Selanjutnya......

Ritual Tidak Dapat Membebaskan Kita dari Penderitaan

 Gede Wisnu

 Dalam tri kerangka dasar agama Hindu yang terdiri dari, tattwa (filosofi), susila (moralitas), dan upacara (ritual), dimana ketiganya itu tidak bias dipisahkan satu sama lain. Ibaratnya sebuah telur, kuning telur adalah tattwanya, putih telur adalah susilanya dan  kulit telur adalah upacaranya, sehingga kurang sempurna apabila dipisahkan satu sama lainnya. Dalam upacara, banyak orang selama ini menganggap bahwa upacara adalah erat kaitannya dengan bebantenan/sesajendan ritual-ritual (ceremonial), namun bila kita tinjau lebih mendalam, bahwa yang dimaksud dengan upacara adalah tata cara dalam mempraktikkan agama Hindu, dimana tata cara mempraktikkan agama Hindu menyesuaikan adat-budaya tradisi setempat.

Selanjutnya......

Ekam Sat Vipra Bahudha Vadanti

G.N. Yadnya

na me viduh sura-ganah
prabhavam na maharsayah
aham adir he devanam
maharsinam ca sarvasah
“Baik para dewa maupun para rsi mulia tidak mengenal asal mula, maupun kehebatan-Ku (Sri Krsna), sebab dalam segala hal, Aku adalah sumber dewa-dewa dan rsi-rsi.”(Bg. 10. 2)

Selanjutnya......

Triphala Resep Ayur Weda Sebagai Deteksi Kanker Payudara

I Nyoman Tika

Pengobatan ayurveda  mulai banyak dilirik orang. Ayurveda adalah kata Sansekerta, yang berarti “kitab suci untuk umur panjang.”  Ini merupakan sistem kuno pengobatan tradisional yang lazim di India dan di beberapa negara Asia Selatan lainnya. Hal ini didasarkan pada pandangan holistik tentang perawatan yang diyakini dapat menyembuhkan penyakit manusia melalui pembentukan keseimbangan dalam berbagai elemen kehidupan manusia, tubuh, pikiran, kecerdasan dan jiwa.

Selanjutnya......

Mitologi Tentang Anak-Anak Siwa

 Made Budilana

Dalam cerita-cerita yang tertuang dalam Purana, Bhatara Siwa dikisahkan memiliki banyak anak dari perkawinannya dengan berbagai istri. Bahkan kelahiran anaknya sangat unik seperti Bhatara Kala lahir dari Kama Bhatara Siwa yang jatuh di laut. Ada juga kelahiran anaknya karena Bhatara Siwa marah lalu lahirlah Bhagawan Druwasa. Untuk mengetahui kisah lengkapnya, silahkan simak cerita berikut ini.

Selanjutnya......

Senin, 15 April 2019

Pemilu Serentak Tokoh Agama Tersentak

Bulan April pun datang, pemilu serentak pertama di Indonesia. Penuh dengan kerunyaman dengan perseteruan dua kubu yang sangat panjang. Pemuka agama pun tersentak dan ramai-ramai menyerukan pemilu damai.

Selanjutnya......

Melayani dan Kirtan, Elemen Terpenting dalam Bhakti-yoga

Filsafat Hindu sangat kaya dan luas. Ada yang mengajarkan bahwa Tuhan itu tidak memiliki bentuk. Alasannya karena Tuhan itu tidak dapat dibayangkan dan dipikiran (acintya). Ada juga yang mengajarkan bahwa para dewa yang jumlahnya mencapai 33 juta itu tiada lain adalah Tuhan jua. Dengan demikian menyembah dewa pada dasarnya juga menyembah Tuhan. Dan masih banyak lagi filsafat yang lainnya, bahkan ada yang memuja sesuatu di bawah kualitas dewa, diperlakukan seperti memuliakan Tuhan itu sendiri. Berbagai pengaruh itu dengan mudah bisa ditemui di Bali, karena masih banyak yang mempraktikkan.

Selanjutnya......

Mengenal Candi Siwa Sebagai Tempat Suci Zaman Mataram Kuno

Putu Sari, Yogyakarta

Pada kesempatan ini saya sengaja mengangkat tulisan mengenai tempat suci peninggalan Kerajaan Mataram Kuno yang disebut candi, lebih spesifik Candi Siwa karena muncul beberapa pertanyaan teman-teman yang masih belum bisa membedakan beberapa candi peninggalan leluhur yang sempat dikunjunginya apalagi dalam kondisi runtuh dengan tumpukan batuan tidak beraturan.

Selanjutnya......

Puja Astawa Selalu Puasa Saat Nyepi

Anda yang bergaya hidup modern, yang tidak pernah lepas dari gadget, pasti mengenal wajah Puja Astawa. Itu lho, cowok yang sering muncul dengan video-video lucu berdurasi pendek di saluran Youtube ataupun medsos-medsos lainnya. Yang paling menonjol adalah ucapan-ucapannya berlogat khas Buleleng itu. Ia menjadi tokoh sentral tiap kali tampil di video yang dibuatnya. Dengan kata lain, ia mengajak rekan-rekannya atau saudara-saudaranya menjadi pasangan mainnya secara bergantian. Kadang ayah-ibunya diajak, kadang juga anak-anaknya. Bahkan dengan orang lain sekalipun.

Selanjutnya......